Thursday, January 7, 2016


Pengemis jalanan mungkin sudah merupakan salah satu kumpulan yang wajib ada di berbagai daerah di Indonesia. Di lampu merah, persimpangan jalan, rumah makan, stasiun kereta, terminal, pasar dan bahkan dimana saja kita sangat mudah menjumpai mereka.
Dengan berbagai model dan fashion yang berbeda mereka termasuk sangat eksis. Model ibu yang membawa anak bayinya di terik panas matahari, model anak-anak yang bernyanyi dengan wajah sedih, model ibu-ibu yang duduk sambil memegang kalengan . pakaian yang compang-camping, gaya rambut yang acak-acakan dan dekil sampai gaya ala rocker dan preman yang bernyanyi di metro mini atau mikrolet dengan gaya anarkis.
Sialnya lagi, banyak model preman ngamen. Jika tidak disumbang, maka akan keluar sumpah serapah mengerikan dari mereka sangat kontradiksi dengan gaya mereka ketika baru mulai bernyanyi. Anehnya lagi, pengemis ini musiman kayak musim buah-buahan. Ketika mendekati bulan puasa, maka ibukota akan ramai bagaikan terjadinya Urbanisasi besar-besaran. Usai lebaran, maka merekapun berkurang intensitasnya. Seiring dengan banyaknya pengemis jalanan,yang tekadang tidak tertolerir, maka banyak kepala daerah yang selalu berusaha untuk menertibkan mereka. Tidak heran, hal ini dilakukan karena banyaknya kericuhan diakibatkan mereka. Tidak jarang juga modus perampokan yang berawal dengan pola pengemis di jalanan. Mungkin tidak semua yang terganggu dengan hal ini. Tetapi akan lebih banyak yang lebih setuju akan penertiban pengemis jalanan. Walau ada niat untuk bersedekah, terkadang dihantui rasa cemas jika tiba-tiba harus kemalingan.




Jarinya lentik dan gemulai memoleskan bedak di kedua pipi. Bibirnya tipis berpoleskan gincu berwarna merah. Bulu matanya melengkung meniru bulu mata 'anti badai' ala artis nasional. Malam itu, Lilis merasa dirinya bak bidadari turun dari kahyangan.
Dari dulu sebenernya saya ga pernah terlalu gimana-gimana ama namanya banci. Buat saya banci itu kasian aja sebenernya mereka mengalami kegalauan gender. Mereka adalah orang-orang yang butuh kasih sayang lebih dan cinta dari Tuhan menurut saya. Dulu ketika saya bertemu banci jujur saya seringkali ketawa terus liat orang yang digangguin ama banci saya juga seringkali ketawa.
Tak semuanya memiliki kelainan, tapi ada juga yang terpaksa melakoninya demi mendapatkan uang dengan mudah.
Masa ketenaran 'bencong bass betot' atau 'banci kecrek' seperti yang sering disodorkan film-film lama memang telah berlalu. Kini, dengan tape berkaset bajakan yang memutar musik disko dengan bisingnya, ternyata jauh lebih mudah mengumpulkan rejeki. cuma perlu berjoget genit agak seronok.
Seribu-dua ribu rupiah pun, pasti lolos dari kantong penghuni warung kopi, bengkel motor liar atau anak muda yang sekadar duduk-duduk di tepi jalan. "Kita ngasih karena geli bang, dari pada dia joget lama-lama," kata Ahmad Muzamil yang pernah menyawer banci karena terpaksa.
meski sebenarnya dia tak terjangkit perilaku seks yang menurut kebanyakan orang Indonesia menyimpang. Dia pilih langkah jadi banci lantaran di pekerjaan ini jauh lebih mudah cari duit.



Siapa yang tidak mengenal mie ayam? makanan yang identik dengan masakan oriental ini banyak kita jumpai di setiap wilayah. Mie sendiri dapat diolah dengan beragam variasi. Ada yang menggunakan ayam, pangsit dan jamur, bahkan ada juga yang menggabungkan semua itu. Pak Toman (47 th) adalah salah satu pengusaha sukses pembuat mie di Semarang. 

Berawal dari kesukaannya terhadap mie ayam, Pak Toman mencoba berwiraswasta dengan menjual mie ayam keliling pada saat itu. Hari ke hari dia lewati dengan berjalan melewati komplek perumahan dengan sebuah gerobak. Berkat usaha yang tidak kenal menyerah saat itu, Pak Toman mampu mengembangkan sayap. Tak tanggung- tanggung Pak Toman juga menjadi produsen bahan baku mie yang dipergunakan untuk mie ayam. Karena kualitas produk mie buatan Pak Toman yang sangat bagus, tak butuh waktu lama untuk Pak Toman menjadi produsen mie yang cukup terkenal di wilayah Semarang dan sekitarnya. 

Dengan Bendera perusahaan Mie “Resmi” Pak Toman melayani para pelanggannya yang merupakan para pedagang mie ayam wilayah Semarang dan sekitarnya. Pak Toman sendiri biasanya menghabiskan banyak tepung per harinya. Dengan jumlah pegawai pembuat mie sebanyak 9 orang, Pak Toman mampu menghasilkan lebih dari 300 kantung plastik mie per harinya. Rahasia dari kesuksesan produksi mie Pak Toman sendiri adalah tepung terigu produksi PT. SRIBOGA RATURAYA. 

PT. Sriboga memproduksi tepung yang beraneka ragam jenisnya. Untuk tiap tepung terigu Produksi Sriboga mempunyai beberapa keistimewaan. Seperti yang digunakan Pak Toman adalah produk dari PT. Sriboga yang bermerk “Tali Emas”. Keunggulan dari produk ini adalah tepungnya menyerap air lebih banyak, dibandingkan dengan tepung terigu lainnya. Mie dari hasil produk ini juga tidak lengket, sehingga mudah diolah. Dan kualitas dari produk Tali Emas itu tak perlu diragukan lagi, Pak Toman sudah membuktikannya dengan mie buatannya. 

Selain menjadi produsen mie, kini Pak Toman juga mempunyai beberapa agen penjual mie ayam gerobak berjumlah 700 pedagang. Pak Toman juga membuat gerobak beserta kompor untuk para pelanggannya, sehingga sangat membantu para pelanggannya agar usahanya bisa lebih maju. Dengan cara ini para pelanggannya merasa diperhatikan oleh Pak Toman.Pak Toman sendiri juga mengakui hubungannya dengan PT. Sriboga memang terjalin sangat harmonis. Menurutnya, para personel Sales dan Marketingnya ramah dan selalu siap menangani keluhan para konsumennya, juga tak segan – segan membantu memberikan arahan yang positif untuk kemajuan usaha Pak Toman.

Selain mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat dan para agen mienya, Pak Toman juga menjadi langganan Gubernur Jawa Tengah, Bapak Bibit Waluyo. Hal itu tidak lepas dari peran PT. Sriboga, di mana pada saat itu Bapak Gubernur meminta PT. Sriboga untuk menampilkan salah satu anggota UKM binaannya pada saat Beliau mengadakan acara. PT. Sriboga lalu memilih Bapak Toman untuk menyediakan mie ayam dan mie ayam jamur di acara Beliau tersebut. Berawal dari situlah, Mie ayam Pak Toman dikenal oleh Bapak Bibit Waluyo. Sudah 3 kali Pak Toman diundang oleh orang nomer satu di Jawa Tengah tersebut untuk menjamu tamu- tamunya. Dan dari setiap kali permintaan selalu ada peningkatan kuantitas ordernya. Bahkan Pak Bibit tak segan-segan mempromosikan mie Pak Toman kepada para staff dan relasi kerjanya. 

Berkat usaha gigih Pak Toman berjualan mie ayam dan pengolahan mie nya yang sangat istimewa, Pak Bibit pun memberikan jempol untuk Pak Toman.Selain mie ayam milik Pak Toman para pedagang mie ayam yang membeli mie mentah dari perusahaan Pak Toman juga mengungkapkan berkat mie buatan Pak Toman mie ayam mereka menjadi laris manis dan juga mempunyai banyak pelanggan tetap. 

Berkat Usaha yang dijalaninya saat ini Pak Toman mampu menyekolahkan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi. Tidak hanya itu saja, kini Pak Toman juga sudah mempunyai gudang penyimpanan Tali Emasnya sendiri. Dan saat ini Pak Toman juga sedang berencana membuka pengolahan mie di Salatiga. Dua jempol untuk Pak Toman!

Sumber : sriboga-flourmill.com
Kentang adalah jenis umbian yang biasanya dibuat campuran sayur sup, teksturnya yang lunak ketika sudah dimask memang mantap bila menjadi campuran sayur sup khususnya para ibu yang hobinya memasak. Namun beda dengan Dodi Triatmaja, ditanganya kentang disulap menjadi bisnis yang menjanjikan. Kentang yang biasanya bat campuran sup itu dibuatnya menjadi kripik kentang.

Dodi Triatmaja asal Banyumanik, Semarang. Mengusung brand Mas Brow, ia menawarkan enam variasi produk keripik kentang. Diantar
anya keripik kentang keju, kentang original, kentang keju pedas, kentang cabe hijau, kentang pedas manis, dan kentang pedas gurih.

Dodi mengklaim, produk keripik kentangnya diproduksi secara alami dengan menggunakan bahan baku kentang asli pilihan sesuai dengan standar mutu. Selain itu, racikan bumbu yang digunakan juga dibuat manual dengan mengedepankan kualitas. "Kami fokus membuat makanan sehat," kataDodi yang merintis usaha ini sejak awal tahun 2012.

Dodi membanderol keripik kentang Mas Brow Rp 14.000 per bungkus untuk kemasan 75 gram, dan Rp 17.000 per bungkus untuk kemasan 100 gram. Untuk memasarkan produknya, Dodi menawarkan kerjasama keagenan. Syarat menjadi agen harus melakukan pembelian produk minimal Rp 960.000 per paket. Dengan biaya sebesar itu, agen akan mendapat 48 bungkus keripik kentang dengan kemasan 75 gram, dan 48 bungkus keripik kentang dengan kemasan 100 gram.

Ia menjanjikan, agen bisa meraih keuntungan hingga 50% dari omzet. Jadi, dari setiap paket senilai Rp 960.000, agen bisa meraup omzet hingga Rp 1,5 juta. Jika agen bisa menjual minimal tujuh paket, maka dalam sebulan agen bisa meraup omzet hingga Rp 10,8 juta, dengan laba bersih sekitar Rp 5,4 juta per bulan.
Saat ini, Mas Brow telah memiliki 24 agen yang tersebar di Palembang, Pekanbaru, Semarang, Solo, Klaten, Pekalongan, Cilacap, Wonosobo, Sleman, Yogyakarta, Jawa Barat, Jakarta, dan Kalimantan. "Setiap agen bisa menjual tiga paket hingga tujuh paket perbulan," ujarnya. Agar persaingan lebih kompetitif, Mas Brow hanya memiliki satu agen untuk satu kota, kecuali kota besar seperti Jakarta bisa sampai lima agen. Para agen bisa menjual kepada reseller dan langsung kepada konsumen.



Lencana Facebook

Popular Posts

Popular Posts